Seunuddon

Mane Kawan

Minggu, 28 November 2010

Psikolog pendidikan

BAB II : PEMBAHASAN A.PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1.Pengertian Psikologi Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris psychology . Kata psychologi merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek. (Yunani),yaitu 1). psyche yang berarti jiwa,2). Logos yang berarti ilmu.jadi secara harfiah psikologi memang ilmu jiwa.Karena Beberapa alasan tertentu seperti timbulnya konotasi / arti lain yang menganggap Psikologi sebagai ilmu yang menyelidiki tentang jiwa. Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam mahluk hidup mulai primitif sampai pada yang modern. Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri ,psikologi memiliki akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan fisafat yang hingga masih tampak pengaruhnya.dalam ilmu kedokteran ,psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh organ-organ biologis (jasmaniah).Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah ,maka timbul oibermacam – macam definisi psikologi yang satu sama lain berbeda : • Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental • Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku • Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran Namun secara lebih spesifik ,psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia.Psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada diluar kaidah keilmuwan dan etika filosofis . Kaidah saintifik dan patokan etika filosofis ini tak dapat dibebankan begitu saja sebagai muatan psikologi( Reber,1988 ).Psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia alasan dan cara melakukan sesuatu,dan juga memahami cara mahluk tersebut berpikir berperasaan. (Gleitman,1986). Menurut ( Bruno,1987).Psikologi dalam tiga bagian • Psikologi adalah studi penyelidikan mengenai ruh • Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental • Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku Ketika psikologi melepaskan diri dari filsafat dan menjadi disiplin yang mandiri pada tahun 1879,saat  William James (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologinya,antara lain William James (1842-1910) , menganggap psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental.  John B. Watson ( 1878-1958) tokoh aliran behaviorisme yang radikal itu,tidak puas dengan definisi james tersebut lalu mengubahnya menjadi “ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behavior) organisme ‘ dan menafikkan (menganggap tidak ada ) eksistensi ruh dan kehidupan mental”.  Chaplin ( 1972) “Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan ,juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan”.  Edwin G Boring dan Herbart S Langfed yang dikutip Sarwono ( 1981) “Psikologi ialah studi tentang hakikat manusia” Dari semua pendapat di atas psikologi dapat di simpulkan adalah sebuah ilmu pegetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik itu individu maupun kelompok. 2.Pengertian Pendidikan Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik” ,artinya memelihara dan memberi latihan.Selanjutnya ,pengertian “pendidikan “ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia dalam upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian luas ,pedidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan ,pemahaman ,dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan . Pengertian Pendidikan Menurut para Ahli • Tardif, 1987 “Seluruh tahapan pengembangan kemampuan –kemampuan dan perilaku-perilaku manusia ,juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan’’ • Juhn Dewey “pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup”. • H. Horne “pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia”. • Poerbakawatja dan Harahap ,1981 Usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannnya ….orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik misalnya guru sekolah ,pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan ,kepala-kepala asrama dan sebagainya. istilah dewasa dan tanggung jawab moral perlu di beri batas-batas yang jelas dan konkret ,seperti tujuan pendidikan nasional,yakni : “…tujuan untuk berkembangnya potensi potensi peserta didik agar menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,sehat,beilmu ,cakup,kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab’’ UUSPN Bab II Pasal 3) Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran.Padahal ,mengajar pada umumnya diartikan secara sempit dan formal sebagai kegiatan menyampaikan materi kepada siswa agar ia menerima dan menguasai materi pelajaran tersebut,atau dengan kata lain agar siswa tersebut memiliki ilmu pengetahuan. • Dalam Dictionary of Psyhology,1972 “The institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge ,habits,attitudes ,etc. Usually the term is applied to formal institution”. pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah ) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan ,kebiasaan ,sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal.dan pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara mengajar diri sendiri (self Intruction¬). 3. Definisi Psikologi Pendidikan Pada dasarnya Psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi ( atau boleh juga disebut subdisiplin psikologi ) yang menyelidiki masalah-masalah psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan.Lalu,hasil – hasil penyelidikan ini dirumuskan kedalam bentuk konsep ,teori,dan metode yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar,proses mengajar dan proses mengajar-belajar .Al-hasil ,psikologi pendidikan dapat digunakan sebagai pedoman praktis ,disamping sebagai kajian teoritis. Menurut para ahli ,psikologi adalah :  Menurut Barlow ,1985 Psikologi pendidikan sebagai a body of knowledge grounded in psychological research which psychological research which provides a repertoire of resourses to aid you in functioning more effectively in teaching learning process . Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologi yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu Anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses mengajar-belajar secara lebih efektif.  Tardif 1987, ‘’Sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang prilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan ‘’ Adapun ruang lingkupnya :  Situasi atau tempat yang berhubungan dengan mengajar dan belajar  Tahapan dalam mengajar dan belajar  Hasil-hasil yang di capai oleh proses mengajar dan belajar  Witherington,1978 Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Psikologi pendidikan mempunyai dua objek riset dan kajian ; 1. Siswa : orang – orang yang belajar ,termasuk pendekatan strategi faktor dan mempengaruhi ,dan prestasi yang dicapai. 2. Guru : orang-orang yang berkewajiban atau bertugas mengajar termasuk metode,model,strategi dan lain-lain yang berhubungan dengan aktivitas penyajian materi pelajaran. 4.Arti Penting Psikologi Pendidikan Keharusan yang tak dapat ditawar-tawar bagi setiap pendidik yang kompeten dan profesional adalah melaksanakan profesinya sesuai dengan keadaan peserta didik .Dalam hal ini,peranan didaktik dan metodik psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya memahami keadaan dan prilaku manusia termasuk para siswa yang satu sama yang lainnya berbeda itu,amat penting bagi para guru di semua jenjang kependidikan. Para pendidik khususnya para guru sekolah ,sangat diharapkan memiliki kalau tidak menguasai pengetahuan psikologi pendidikan yang memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses mengajar-belajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Disaksologi sebagai sebuah disiplin ilmu pendidikan yang masih muda belia dan belum dikenal secara luas itu pada dasarnya lebih banyak menggali dan membahas struktur dasar interaksi dalam proses mengajar–belajar yang sebelumnya tidak disentuh oleh ilmu didaktif ( Winkel 1991). Kebanyakan psikologi menganggap kegiatan belajar mengajar manusia adalah topik paling penting dalam studi psikologi .Demikian pentingnya arti belajar sehingga nyaris tak satu pun kehidupan manusia yang terlepas dari belajar .perbedaan generasi psikologi sering pula membawa perbedaan persepsi terhadap belajar. B.SEJARAH DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN Pada bagian ini akan kita uraikan secara singkat sejarah lahirnya disiplin ilmu psikologi pendididkan dan ruang lingkup atau bidang – bidang garapannya. temuan – temuan hasil riset dalam psikologi pendidikan sebahagian di tujukan untuk kegunaan praktis ,sebahagian lagi di pakai untuk bahan kajian teoritis dan juga sebagai bukti masih valid atau tidaknya sebuah teori atau penemuauhghthgfn yang sebelumnya telah didokumentasikan. 1.Sejarah Singkat Psikologi Pendidikan Uraian kesejarahan yang khusus berkaitan dengan psikolgi pendidikan konon pernah dilakukan secara ala kadarnya oleh beberapa orang ahli seperti Boring dan Murphy pada 1929 dan Burt pada tahun 1957 ,tetapi terbatas untuk psikologi pendidikan yang berkembang di wilayah Inggris David,1972.sudah tentu riwayat psikologi pendidikan yang mereka tulis itu tidak dapat kita jadikan acuan bukan hanya karena keterbatasan wilayah pengembangannya saja ,melainkan juga karena telah daluarsanya karya-karya tulis tersebut. Istilah psikologi sendiri pada awal pemanfaatannya belum di kenal orang namun seiring dengan perkembangan sains dan teknologi akhirnya lahir dan berkembanglah secara resmi.sebuah cabang psikologi yang disebut psikologi pendidkan itu.Kemudian menurut David (1972) pada umumnya para ahli memandang bahwa Johan Friedrich Herbart adalah bapak psikologi pendidikan yang konon menurut sebagian ahli masih merupakan disiplin sempalan psikologi lainnya. Kemudian nama Herbart di abadikan sebagai nama sebuah aliran psikologi yang di sebut herbartisme pada tahun 1820-an.dalam pandangan Herbart ,proses belajar atau memahami sesuatu bergantung pada pengenalan individu terhadap hubungan –hubungan antara ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. 2.Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus yang mempelajari ,meneliti,dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah laku belajar (oleh siswa),tingkah laku mengajar (oleh guru),dan tingkah laku mengajar belajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi). Secara garis besar ,banyak yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi 3 macam : • Pokok bahasan mengenai belajar yang meliputi teori-teori,prinsip-prinsip dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa,dan sebagainya • Pokok bahasan mengenai proses belajar yakni tahapan perbuatan dan pristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar • Pokok bahasan mengenai situasi belajar yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa . Khusus mengenai proses mengajar-belajar,para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow (1985) dan Good & Brophy (1990),mengelompokkan pembahasan ke dalam tujuh bagian : 1. Manajemen ruang kelas yang sekurang-kurangnya meliputi pengendalian kelas dan penciptaan iklim kelas 2. Metodologi kelas 3. Motivasi siswa peserta kelas 4. Penanganan siswa yang berkemampuan luar biasa 5. Penangan siswa berprilaku menyimpang 6. Pengukuran kinerja akademik siswa 7. Pendayagunaan umpan balik dan penindak lanjut C.PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN Pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu pengetahuan yang perlu di pelajari dan dipahami oleh para pendidik(guru,dosen,orang tua ) agar dapat menjalankan tugas sebagai pendidik dengan cara sebaik-baiknya.dan juga pengetahuan psikologi pendidikan bagi para guru misalnya berperan penting dalam menyelanggarakan pendidikan,dengan mengetahui pengetahuan tersebut maka para guru dapat mendidik para siswa melalui proses balajar belajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan yang bersifat psikologis mengenai peserta didik tidak hanya diperlukan oleh calon guru atau guru yang sedang bertugas di lembaga-lembaga pendidikan formal.para dosen di peguruan tinggi pun ,bahkan para oarang tua dan mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan informal,seperti para kiai atau ustad di pesatren dan para pastur dan para pendeta di gereja.dan para instruktur di lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan,pada prinsipnya juga memerlukan pengetahuan psikologi pendidikan. Crow and Crow menyatakan bahwa bahwa psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang berusaha menjelaskan masalah belajar yang dialami individu dari sejak lahir sampai usia lanjut. Secara umum psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah di tetapkan.Setidaknya ada sepuluh macam kegiatan pendidikan yang banyak memerlukan prinsip psikologi,yakni : 1. Seleksi penerimaan siswa atau mahasiswa baru 2. Perencanaan pendidikan 3. Penyusunan kurikulum 4. Penelitian Kependidikan 5. Administrasi kependidikan 6. Pemilihan materi pelajaran 7. Interaksi belajar mengajar 8. Pelayanan bimbingan dan konseling 9. Metodelogi belajar 10. Pengukuran dan evaluasi. Kontribusi Psikologi Pendidikan psikologi pendidikan harus diajarkan untuk calon guru di perguruan tinggi pelatihan karena psikologi pendidikan membantu guru dalam hal berikut; 1. Untuk memahami karakteristik perkembangan 2. Untuk memahami sifat dari ruang kelas belajar 3. Untuk memahami perbedaan individu 4. Untuk memahami metode pengajaran yang efektif 5. pengetahuan tentang kesehatan mental 6. Kurikulum konstruksi 7. Pengukuran pembelajaran out-datang 8. Pedoman pendidikan anak luar biasa D.BELAJAR 1.Pengertian Belajar Belajar sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman,belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang terjadi didalam diri seseorang ,yang sukar untuk diamati secara langsung. Hal ini masih merupakan masalah yang belum dapat sepenuhnya dimengerti dan para pengikut belajar / murid tersebut mengalami perubahan. Sebagian orang,beranggapan belajar itu adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi /materi pelajaran.disamping itu ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan membaca dan menulis .sesungguhnya belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sementara itu, menurut para pendapat tradisional,belajar adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan ,disini yang dipentingkan adalah intelektual.lain lagi dengan pendapat para ahli pendidikan modern yang merumuskan perbuatan belajar sebagai berikut : “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”. Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”. Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi” Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman” 2.Teori-Teori Belajar Untuk memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar,prinsip-prinsip belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi, berikut akan di kemukakan beberapa teori belajar,yang merupakan hasil penyelidikkan para ahli psikologi sesuai dengan aliran Psikologinya masing-masing. a.Teori Behaviorisme Teori belajar psikologi bahaviorisme di kembangkan oleh psikologi behaviorisme .mereka berpendapat bahwa,tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran(reward) atau penguatan(reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikan dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya.Teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat di amati. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat , bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang,dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar.Kita dapat menganilisi kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan terhadap tingkah laku tersebut. b.Teori Cognitif Teori kognitif , dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif .teori ini berbeda dengan teori behaviorisme.teori menekankan pada peristiwa mental,bukan hubungan stimulus-respons.Prilaku juga penting sebagai indikator,tetapi yagn lebih penting adalah berpikir.dalam kaitan nya dengan berpikir ini,bahwa pada manusia terbentuk struktur mental atau organisasi mental. Hal lain yang juga sangat penting dalam teori kognitif adalah ,bahwa individu itu aktif ,konstruktif dan berencana,bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan.Individu berpikir secara aktif dalam membentuk wawasan nya tentang kenyataan ,memilih aspek-aspek dari pengalaman untuk disimpan dalam ingatan ,atau digunakan dalam pemecahan masalah. c.Teori Humanitas Menurut teori ini setiap individu memiliki kekuatan,kemampuan ,atau potensi –potensi tertentu.belajar adalah pengembangan dari kekuatan ,kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Ahli-ahli psikologi behaviioral dan humanistis mempunyai pandangan yang sangat berbeda.Behaviorist memandng orang sebagai reaktif yang memberikan responsnya terhadap lingkungannya,.pengalaman lampau dan pemeliharaan akan membentuk prilaku mereka .sebaliknya para humanist mempunyai pendapat bahwa tiap orang itu mempunyai menentukan prilaku mereka sendiri. mereka bebas dalam memilih kualitas hidup mereka tidak terikat oleh lingkungannya. Tujuan utama para pendidik membantu siswa mengembangkan dirinya,yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujud kan potensi –potensi yang masih terpendam yang ada pada diri mereka.melalui belajar anak diberi kesempatan mengembangkan atau menaktualkan potensi-potensi tersebut,sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari,mencoba,menemukan dan mengebangkan dirinya sendiri. 3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan.Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor ,adapun faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan : a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual .Faktor yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain : Faktor kematangan / pertumbuhan ,kecerdasan latihan ,motivasi,dan faktor pribadi.  Kematangan / Pertumbuhan Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dalam arti potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang untuk itu.  Kecerdasan dan Inteligensi Selain kematangan ,dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.  Latihan dan Ulangan Karena terlatih seringkalli mengulangi sesuatu ,maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam .Sebaliknya ,tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah di milikinya dapat menjadi hilang atau berkurang.  Motivasi Motivasi merupakan pendorong suatu organisme untuk melakukan sesuatu. b. Faktor yang ada di luar individual yang disebut sosial .Faktor yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga,guru dan cara mengajarkannya,lingkungan,dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.  Keadaan keluarga Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam juga mau tidak mau turut menentukan nagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.  Guru dan cara mengajar Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.  Motivasi sosial Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam ,maka motivasi memegang peranan penting,.jika guru atau orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak ,maka timbullah dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik.  Lingkungan dan kesempatan Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk belajar juga dapat mempengaruhi belajar. 4.Prinsip-prinsip Belajar a.Belajar merupakan bagian dari perkembangan Berkembang dan belajar merupakan dua hal yang berbeda,tetapi berhubungan erat dalam perkembangan dituntut belajar ,dengan belajar ini perkembangan individu pesat. b.belajar berlansung seumur hidup Kegiatan belajar dilakukan sejak lahir (buaian) sampai menjelang kematian (liang lahat),sedikit demi sedikit dan terus-menerus. c.Belajar mencakup semua aspek kehidupan Belajar bukan hanya berkenaan dengan aspek intelektual,juga aspek sosial,budaya,politik,ekonomi,moral,religi,seni,keterampilan dll. d.Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. e.Belajar berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru f.belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi g.Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai kompleks h.Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan i.Untuk kegiatan belejar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari orang lain. E. METODE PSIKOLOGI PENDIDIKAN Metode merupakan cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh menuju ketujuan tertentu. Maka metode psikologi pendidikan adalah cara yang digunakan atau jalan yang ditempuh untuk sampai pada tujuan psikologi pendidikan, yaitu mendapatkan asas-asas, pokok-pokok, atau prinsip-prinsip tentang tingkah laku anak didik dalam situasi pendidikan dan yang dapat membantu pendidikan. Dalam hal-hal tertentu dan dalam batas-batas tertentu, metode ini juga dapat dipergunakan oleh para pendidik atau para guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem pendidikan. Pada umumnya para ahli psikologi pendidikan melakukan riset psikologi di bidang pendidikan dengan memanfaatkan beberapa metode penelitian,seperti ; Eksperimen , Kuisioner ,studi kasus , penyelidikan klinis ,dan observasi.  Metode Eksprimen Merupakan serangkaian percobaan yang didahulukan eksprimenter (peneliti yang bereksprimen) di dalam sebuah laboratorium atau ruangan tertentu lainnya,misalnya data pendengaran siswa,penglihatan siswa,dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Tujuan metode eksperimen: -untuk menguji keabsahan dan kecermatan simpulan-simpulan yang ditarik dari hasil temuan penelitian.  Metode kuesioner Kuesioner sering disebut juga angket (Prancis : enquete). Berupa daftar yang memuat sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada subjek untuk dikerjakan (dijawab). Jawaban-jawaban itu kemudian dianalisis dan disimpulkan. Pada umumnya jawaban itu sudah tersedia, sehingga subjek tinggal memilih jawaban yang tepat untuk setiap item. Contoh : • Karakteristik pribadi siswa -Jenis kelamin -Usia -Tapi tidak termasuk nama • Latar belakang siswa -Latar belakang siswa -Latar belakang pendidikan • Perhatian siswa terhadap mata pelajaran siswa • Faktor-faktor pendorong dan penghambat siswa dalam mengikiuti pelajaran tertentu. • Aplikasi (penerapan) mata pelajaran tetentu dalam kehidupan sehari- hari siswa (seperti shalat dalam pelajaran agama). • Pengaruh aplikasi mata pelajaran tertentu terhadap perikehidupan siswa.  Metode Studi Khusus Metode ini adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi seseorang siswa atau sekelompok siswa tertentu. Metode ini menyelidiki perkembangan individu selama kurun waktu tertentu ,bahkan seorang peneliti psikologi pendidikan terkadang memerlukan waktu bertahun-tahun menghimpun bahan-bahan berupa data dan informasi yang akurat ,tepat dan cermat mengenai individu tersebut. Dalam hal ini ,studi biasa nya dimulai sejak seorang anak berusia muda hingga berusia tertentu untuk mendapat ka n pengertian yang tepat mengenai aspek-aspek perkembangan yang perlu diperhatikan demi kepentingan praktek kependidikan untuk kepentingan anak tersebut  Metode Penyelidikan Klinis Metode ini hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis atau psikiater dalam metode ini terdapat produser diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut. • Adapun yang memanfaatkan metode penyelidikan klinis tersebut untuk kepentingan pendidikan adalah Jean Pieget. • Metode penyelidikan klinis pada umumnya hanya mengalami penyimpangan psikologi tak terkecuali penyimpanga perilaku.  Metode Observasi Naturalistik Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku anak didik dalam situasi yang wajar, dilaksanakan dengan berencana, kontinyu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap. Dengan sifat wajar, berarti bahwa anak didik itu dalam keadaan tidak dibuat-buat dan tidak mengetahui anak didik itu sedang di observasi. Berencana berarti bahwa sebelum observasi dilaksanakan harus ada persiapan yang matang tentang aspek-aspek tingkah laku yang akan di observasi. Dengan kontinyu berarti bahwa dalam melaksanakan observasi harus bersambungan antara periode yang satu dengan periode yang lain. Dengan sistematik berarti bahwa aspek-aspek yang di observasi itu harus tersusun secar teratur, sehingga tidak sekedar tumpukan catatan tentang tingkah laku. Dengan upaya mencatat atau merekam tentu dengan mudah kita fahami karena jika hanya mengamati tanpa mencatat atau merekam, maka hasilnya mudah dilupakan. BAB III : PENUTUP A.KESIMPULAN Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus yang mempelajari tentang jiwa yang lihat dari manifestasi-manifestasi tingkah laku manusia yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang ruang lingkup nya lebih menekan kan pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak ,baik fisik maupun mental,yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan,factor lingkungan ,kematangan serta usaha dari individu sendiri dengan berbekalkan potensi yang tinggi , dan dukungan factor lingkungan yang menguntungkan ,usaha belajar dari individu yang efisien yang dilaksanakan pada tahap pematangan yang tepat akan memberikan hasil belajar yang maksimal. B.SARAN Berdasarkan keterangan dalam makalah ini, maka para calon guru atau guru pada saat ini, dalam melaksanakan proses pendidikan terutama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), seharusnya mampu memahami, menguasai, dan mempraktekkan Psikologi Pendidikan tersebut demi tercapainya kesuksesan dalam dunia pendidikan, yaitu menelurkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, mampu berkompetisi, professional, berakhlak mulia dan berjiwa social dari setiap lembaga pendidikan. Selanjutnya, bila terdapat kesalahan didalam makalah ini, kami dari kelompok 5 menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Atas perhatian dan partisipasinya kami mengucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Abu, Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta ; Rineka Cipta Dalyono.M.1996.Psikologi Pendidikan.Semarang ; RINEKA CIPTA. Syah,Muhibbin.2010.Psikologi pendidikan.Bandung;PT Remaja Rosdakarya offset. Shaleh,Abdul Rahman dan dkk.2004. Psikologi suatu pengantar. Jakarta; Kencana. www.goarticle.com www.hitsuke.blogspot.com

Tidak ada komentar: