Seunuddon

Mane Kawan

Minggu, 28 November 2010

manuisa

KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah S. W. T. Yang masih melimpahkan rahmat dan berkat-Nya. Kemudian salawat beserta salam kita sanjungkan kepada rasul kita yang mulia Nabi Muhammad SAW, yang telah merubah pola pikir umat manusia jahiliah menjadi pola pikir alamiah. Makalah kecil ini daya beri nama “ KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA DI BAWAH KEKUASAAN BARAT”. Makalah merupakan tugas yang harus selesaikan untuk melengkapi proses pembelajaran di sekolah. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi berbagai pihak. Saya juga menginginkan koreksi, serta bimbingan terus menerus dari guru saya yang menangani tugas itu. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih dan berharap makalah yang sangat sederhana ini bisa berguna bagi kita semua. Penyusun Musfirah DAFTAR ISI Kata pengantar i Daftar isi ii Kehidupan Masyarakat Indonesia Di Bawah Kekuasaan Barat 1. A. Masa Kolonel Inggris 1 2. B. Masa Kolonel Belanda 2 - Era Cultuurstelsel 2 - Era Undang-Undang Agraria 1870 3 3. C. Perbedaan Pengaruh Kolonel 4 - Perbedaan kepentingan kolonel di tiap daerah 4 4. A. Peninggalan Politik 5 - Administrasi Pemerintahan 5 - Pembentukan wilayah Administratif 5 - Reorganisasi Desa 6 5. B. Peninggalan Ekonomi 6 - Kegiatan Produksi Modern 6 - Jaringan Transportasi 6 6. C. Peninggalan Budaya 6 - Jembatan 6 - Gedung 7 - Benteng 8 KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA DI BAWAH KEKUASAAN BARAT A. Masa Kolonel Inggris Kolonel Inggris di Indonesia berlangsung selama lima tahun, di bawah pemerintahan Raffles, selama masa pemerintah singkat itu, Raffles menerapkan kebijakan sistem pajak tanah (landrent-System).  Sisi Positif: Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Kebijakan sistem pajak tanah pada dasarnya bermaksud menguntungkan rakyat. • Rakyat bebas mengusahakan tanaman yang menguntungkan sesuai dengan keterampilan • Rakyat membayar sewa sesuai dengan aturan yang beraku, tanpa perlu khawatir terhadap penguatan liar atau pemerasan. • Rakyat akan bergerak untuk terus meningkatkan hasil pertaniannya karena akan meningkatkan kesejahteraan.  Sisi Negatif: Menambah Penderitaan Rakyat Penerapan sistem pajak tanah dianggap akan mengurangi keuntungan yang selama ini di reguk para pemilik tanah. Itulah sebabnya, kebijakan pemerintah Raffles banyak mendapat tantangan kalangan bangsawan pribumi. Gagalnya penerapan sistem pajak tanah membawa penderitaan rakyat, antara lain sebagai berikut. • Rakyat harus memenuhi keuntungan dua pihak sekaligus, yakni bangsawan dan pemerintah kolonel • Pemerintah kolonel “ Terpaksa “ memerlukan kembali wajib kerja untuk mengusahakan tanaman komoditas ekspor, seperti kopi dan kayu jati. • Pemerintah kolonel memerlukan kembali sejumlah penguatan semasa VOC. B. Masa Kolonel Belanda Berkuasanya kembali pemerintah kolonel Hindia meninggalkan daftar panjang penderitaan bagi rakyat Indonesia. Uniknya, penderitaan itu juga turut di sumbangkan oleh para penguasa ( bangsawan) pribumi, yang mengabdi pada kepentingan pemerintah kolonel. Era Cultuurstelsel Cultuurstelsel di berlakukan oleh pemerintah Van De Bosh untuk menyehatkan keuangan Negri Belanda sesegera mungkin. Untuk itu, pemerintah secara ketat mengawasi dan mengendalikan pengusahaan tanaman berkualitas ekspor di Indonesia.  Sisi Positif: Melatih Menjadi Petani Pengusaha Yang Makmur Apabila cultuurstelsel dilaksanakan sesuai dengan isi aturannya, rakyat Indonesia akan memperoleh keuntungan sebagai berikut. • Rakyat tetap dapat mengusahakan sebagian besar lahannya untuk tanaman pangan karena hanya seperlima lahan yang di gunakan untuk tanaman wajib. Apabila waktu yang di gunakan untuk tanaman pangan lebih banyak tanaman wajib. • Rakyat di latih untuk berbisnis dengan mengusahakan tanaman yang diinginkan pasar secara profesional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sebagai petani sekaligus pengusaha. Kelebihan hasil panen dari yang di wajibkan akan di bayar oleh pemerintah. • Ketentuan cultuurstelsel lebih ringan dari aturan wajib tanam sebelumnya, seperti Verplichte leverentien dan Preanger- stelsel.  Sisi Negatif: Memeras Hasil Bumi Dan Memeras Tenaga Rakyat Cultuurstelsel yang isinya bagus itu, ternyata mengalami penyimpangan luar biasa. Yang memprihatinkan, penyimpangan itu banyak di lakukan oleh para penguasa (bangsawan) pribumi, yang sesama bangsa Indonesia. Atas dasar penyimpangan inilah, cultuurstelsel di bahasa Indonesiakan sebagai sistem tanaman paksa. Pemerintah kolonel pun turut serta dalam penyimpangan itu, dengan memberlakukan cultuursrocenten (Hadiah Tanaman). Peraturan itu mendorong para penguasa pribumi, sebagai pengawas pelaksanaan cultuurstelsel, untuk sebanyak mungkin menyetor hasil panen, untuk mendapat imbalan. Bentuk penyimpangan cultuurstelsel antara lain sebagai berikut. • Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktu untuk menggarap tanaman wajib, sehingga tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang. • Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan. Jatah tanah untuk tanaman wajib melebihi seperlima dari lahan garapan. • Apabila tanah itu harus lahan yang subur. Akibatnya, tanaman pangan hanya bisa ditanam di dalam sempit yang kurang subur. • Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak. • Kelebihan hasil panen tidak di bayar, sedangkan kegagalan panen tetap menjadi tanggung jawab rakyat. Akibat paling parah dari penyimpangan itu adalah bencana kelaparan dan Kematian massal. Bencana itu misalnya terjadi di Cirebon dan Demak. Era Undang-Undang Agraria 1870 Pengaruh Undang-Undang Agraria 1870  Sisi Positif: Meningkatkan Kehidupan Ekonomi • Rakyat Indonesia di perkenakan pada betapa pentingnya peranan lalu lintas uang (modal) dalam kehidupan ekonomi. • Tumbuhnya perkebunan-perkebunan besar meningkatkan jumlah produksi tanaman ekspor jauh melebihi jumlah produksi sesama berlakunya sistem tanam paksa. Ketika itu, Indonesia menjadi hasil kina nomor satu di dunia. • Rakyat Indonesia ikut merasakan manfaat sarana irigasi dan transportasi (jalan, jembatan, dan rel kereta api) yang di bangun pemerintah kolonel untuk perkebunan. Kehidupan rakyat Indonesia semakin baik dengan dibangunnya fasilitas pendidikan dan kesehatan oleh pemerintahan kolonel.  Sisi Negatif: Eksploitasi Sumber Daya Dan Tenaga Rakyat • Pemberlakuan undang-undang Agraria tahun 1870 merupakan bentuk eksploitasi sumber daya alam Indonesia dengan cara baru. Jadi, tidak jauh berada dengan sistem tanam paksa, di mana pihak yang merasakan keuntungan dari pemanfaatan sumber daya alam Indonesia adalah pihak asing, sementara rakyat Indonesia tetap menderita. • Kehidupan Rakyat Indonesia di persulit oleh membanjirnya barang-barang impor. Kedatangan barang-barang itu mematikan usaha kecil penduduk pribumi karena kalah bersaing. Akibat berlakunya ekonomi uang, banyak orang yang terpikat menjadi kuli kontak diperkebunkan (merasakan dapat upah). Dengan demikian, secara umum pemberlakuan undang-undang Agraria tahun 1870 tidak menjadikan rakyat Indonesia lebih sejahtera. C. Perbedaan Pengaruh Kolonel Perbedaan Kepentingan Kolonel Di Tiap Daerah Perbedaan Keadaan Alam Di daerah yang memiliki hasil bumi yang diperlukan oleh bangsa Eropa, misalnya Maluku yang menghasilkan rempah-rempah, kaum kolonel Eropa akan berusaha menanamkan kekuasaannya dengan lebih besar. Perbedaan Posisi Daerah yang letaknya strategis pada jalur pelayaran dan perdagangan akan mendapat perhatian lebih dari kaum kolonel. di tempat-tempat inilah kaum kolonel membangun pelabuhan dan benteng-benteng. Perbedaan pendekatan kaum kolonel Kaum kolonel yang melakukan pendekatan dengan cara membuat perjanjian dengan penguasa setempat akan dapat lebih diterima dari pada yang memperoleh pengaruh dengan jalan kekerasan. Kekuatan Penguasa Daerah Setempat Jika penguasa daerah setempat cukup kuat, maka ketika kaum kolonel mulai menunjukkan keinginannya menguasai daerah tersebut, akan muncul perlawanan. Peninggalan yang berasal dari Belanda dapat berupa fisik, dapat pula Psikologis. • Peninggalan fisik tampak dari berbagai bangunan, jaringan transportasi telekomunikasi, dan tata kota. • Peninggalan psikologis muncul dalam kenyataan masyarakat kita, baik politik maupun budaya. A. Peninggalan Politik Berbeda dengan Portugis dan Inggris, hanya Belanda yang kentara sekali meninggalkan warisan politik si Indonesia. Alasannya, kepentingan kolonialisme dan imperalialisme barat pada dasarnya merupakan kepentingan ekonomi. Ketika itulah Belanda secara serius berniat mendirikan Nederlands Indie (Hindia Belanda) Administrasi Pemerintahan Sejak VOC berkuasa, jabatan kolonel tertinggi di Indonesia di pegang oleh seorang Jenderal. Lembaga Negara Tingkat Pusat • Central Regeering (pusat pemerintahan) • Algemeene Secretarie (sekretariat umum) • Depatement Van Binnenlandsch Bestuur (depertemant dalam negri) • Depatement Van Economische Zaken (departemen perekonomian ) • Depatement Van Financien (departemen keuangan) • Depatement Verkeeren en Waters taat (departemen lalu lintas dan perairan) • Departement Van Onderwijsen Eeredients (departemen pendidikan dan pengajaran ) • Departement Van Burgerlijke Opebare Warken (departemen pekerjaan umum) • Hoge Raad (Mahkamah Agung) • Volksraad (Dewan Rakyat) Pembentukan Wilayah Administratif Wilayah Nederlands India mencakup wilayah Republik Indonesia sekarang. Wilayah itu terjadi menjadi sejumlah wilayah administratif, yang di sebut Gouvernement, Provincie, dan residentie. Sampai tahun 1930-an, Nederlands Indie terbagi menjadi 22 wilayah administratif. Pembagian paling kompleks terdapat di Sumatra dan Jawa. Reorganisasi Desa Reorganisasi desa menunjuk pada upaya pemerintah kolonial menata kembali pemukiman di desa-desa. B. Peninggalan Ekonomi Peninggalan kolonial di bidang Ekonomi terutama berasal dari Belanda. Peninggalan ini pun bukan sejak masa VOC, melainkan jauh lebih kemudian, tepatnya sejak berlakunya undang-undang Agraria 1870. Kegiatan Produksi Modern Di buka kesempatan bagi berusaha menanamkan modalnya di Indonesia berdampak pada bermunculannya perkebunan dan pabrik besar di Indonesia. Di berbagai wilayah, terutama di Jawa dan Sumatra. Jaringan Transportasi Untuk mendukung lancarnya pengangkutan hasil perkebunan, pemerintah kolonel membangun sarana transportasi. Terutama di Jawa dan Sumatra, di bangun jaringan rel kereta api. C. Peninggalan Budaya Di bandingkan peninggalan politik dan ekonomi, peninggalan budaya tampak paling dominan, khususnya dari Belanda. =Jembatan • Engelsche Brug Jembatan ini di bangun pada tahun 1618, terbuat dari kayu. • Jembatan Cikuda (Sumedang, Jawa Barat) Jembatan ini di bangun sekitar tahun 1921 oleh staasspoorwegen. =Gedung • Stadhuis Gedung ini terletak di jalan Taman Fatahillah, Jakarta. Mulai di bangun pada awal abad ke-16 dan selesai pada tahun 1712, atas perintah Gubernur Jenderal Jan Van Hoorn. Gedung ini kini menjadi Museum Jakarta • Wetzijdsch Pakhuizen Gedung ini terletak di jalan pasar ikan, Jakarta, gedung ini di bangun pada tahun 1652. ketika itu, gedung ini berfungsi sebagai gedung rempah-rempah. Sekarang bangunan ini menjadi museum Bahari. • Societeit Concordia Gedung ini terletak di jalan Asia Afrika, Bandung, gedung ini di bangun pada tahun 1879 • Gedung Aneta Gedung ini terletak di Jakarta di bangun pada abad ke-19. sekarang gedung ini menjadi kantor Berita Antara. • Gouvernements Bedrijven Kantoor Gedung di pusat kota Bandung ini mulai dibangun pada tahun 1920. sekarang gedung ini menjadi kantor Gubernur Jawa Barat (gedung sate) • Riswijk Gedung ini di jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, ini didirikan pada tahun 1796. sekarang gedung ini menjadi Istana Merdeka. • Paleis Waltvreden Bangunan ini di bangun pada tahun 1809. sekarang di bangun ini menjadi gedung Mahkamah Agung. • KPM Kantor Gedung ini di jalan Merdeka Timur, Jakarta, ini di bangun pada tahun 1916. sekarang gedung ini menjadi Direktorat Jenderal Perhubungan laut. • Gedung Raad Van Justite Gedung di jalan pos kota, Jakarta, ini di bangun antara tahun 1866-1870. sekarang gedung ini menjadi museum seni rupa dan keramik. • Holandsche kerk Gedung di jalan pintu Besar utara, Jakarta, ini di bangun pada tahun 1640. sekarang gedung ini menjadi Museum Wayang. • Paleis Buiten Zorg Bangunan di Bogor ini didirikan pada tahun 1745. letaknya di sekitar lingkungan Istana Bogor. • Soerabaia Hoogere Burgerschool Gedung ini di bangun pada tahun 1923. gedung ini sekarang digunakan untuk SMUN I, II, V, dan IX. • Gedung Nias Gedung ini di bangun pada tahun 1920-1922. gedung ini sekarang di tempati oleh fakultas kedokteran umum Universitas Airlangga surabaya. = Benteng • Fort Veredeburg Benteng ini dibangun oleh VOC pada tahun 1765. • Fort Rotterdam (Makasar, Sulawesi Selatan) Benteng ini di bangun pada tahun 1545 • Fort Speelwijk Benteng ini di bangun oleh VOC pada tahun 1685. • Fort Marlborough Benteng ini di bangun pada tahun 1713-1719. • Fort Vastenburg Benteng ini di bangun pada tahun 1745 • Fort de kock Benteng ini di bangun pada tahun 1825 • Fort Victoria Benteng ini di bangun pada tahun 1575, lalu di ambil alih oleh Belanda pada tahun 1602.

Tidak ada komentar: