Seunuddon

Mane Kawan

Sabtu, 17 Juli 2010

PERBUATAN MANUSIA DALAM KAITANNYA
DENGAN PERBUATAN TUHAN

A. Perbuatan Manusia
Masalah perbuatan bermula dari pembahasan sederhana yang di lakukan oleh kelompok Jabaryiah (pengikut Ma’bad Al-Juhani dan Ghaila Ad-Dimsyaqi), yang kemudian di lanjutkan dengan pembahasan yang lebih mendalam oleh aliran mu tazilah, asy.ariyah, dan Mutaridiyah
Akar dari masalah perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa tuhan adalah pencipta alam semesta, termasuk di dalamnya manusia sendiri. Tuhan bersifat maha kuasa dan mempunyai kehendak yang bersifat mutlak.

1. Aliran Jabariyah
Tampaknya ada perbedaan pandangan antara jabariyah ekstrem dan Jabriyah Modorat dalam masalah perbuatan manusia, jabariyah ekstrem yang berpendapat segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari Kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang di paksa atas dirinya. Misalnya, kalu seorang mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendak sendiri tetapi timbul karena Qada dan Qadar tuhan yang menghendaki demikian.
Adapun Jabariyah Modorat menyatakan bahwa tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia, mempunyai peranan di dalamnya.

2. Aliran Qadariah
Aliran Qadariyah menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia di lakukan atas kehendak sendiri, manusia mempunyai Kewenangan untuk melakukan segala perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun jahat, karena itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kelebihannya yang dilakukannya dan juga berhak pula mendapatkan hukumnya, dalam kaitan ini, bila seseorang di beri ganjaran baik dengan balasan surga kelak dan di beri ganjaran saksi dengan balasan neraka kelak akhirat, semua itu berdasarkan pilihan pribadinya sendiri, bukan oleh takdir tuhan.
Aliran Qadariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat menyadarkan segala manusia kepada perbuatan tuhan.
Doktrin-doktrin ini mempunyai tempat pijakan dalam doktrin islam sendiri banyak ayat Al-Qur’an yang mendukung pendapat ini, misalnya dalam surat Ar-Rad ayat II di sebut

3. Aliran Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah memandang manusia mempunyai daya besar dan bebas. Oleh karena itu, mu’tazilah menganut Paham Qadariyah atau Free Will. Menurut Al Juba’i dan Abd Al-JJabbra, manusia yang menciptakan perbuatan-perbuatan. Manusia sendiri yang berbuat baik dan beruknya. Kepatuhan dan ketaatan seseorang kepada tuhan adalah atas kehendak dan Kemauannya sendiri.
Mu’tazilah berpendapat bahwa manusia terlibat dalam penentuan asal karena ajal itu ada dua macam
• Al-ajal ath-thabi’i ajal inilah yang di pandang mu’tazilah sebagai kekuasaan mutlak tuhan untuk menentukannya
• Ajal yang di bikin manusia itu sendiri, misalnya membunuh seseorang, atau bunuh diri di tiang gantung, atau minum racun, ajal yang ini dapat di percepat dan di perlambat.

4. Aliran Asy’ariyah
Dalam Paham Asy’ari, manusia di tempatkan pada posisi yang lama, ia di beratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Oleh karena itu, aliran ini lebih dekat dengan paham jabariyah dari pada dengan paham Mu’tazilah.
Pada prinsipnya, aliran Asy’ ariyah berpendapat bahwa perbuatan manusia di ciptakan Allah, sedangkan daya manusia tidak mempunyai otak untuk mewujudkannya. Allah menciptakan perbuatan memelihara perbuatan tersebut, jadi perbuatan disini adalah ciptaan Allah dan merupakan Kasb ( Perolehan) bagi manusia. Dengan demikian kasb mempunyai pengertian penyertaan perbuatan dengan daya manusia yang baru.




5. Aliran Maturidiyah
Ada perbedaan antara Maturidiyah samarkan dan Maturidiyah Bukhara mengenai perbuatan manusia
Menurut Maturidiyah samarkan adalah, kehendak dan daya manusia dalam arti kata sebenarnya, dan bukan dalam arti kiaswan. Perbedaan dengan Mu’taziah bahwa daya untuk berbuat tidak di ciptakan sebelumnya, tetapi bersama-sama dengan perbuatannya,
Mutadiriyah Bukhari dalam banyak hal sopan dapat dengan Maturidiyah samarkan, hanya saja golongan ini memberikan bahan dalam masalah daya. Menurut untuk perwujudan perbuatan, perlu ada dua daya, manusia tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan, hanya tuhanlah yang dapat menciptakan, dan manusia hanya dapat melakukan perbuatan yang telah di ciptakan tuhan bagiannya.

B. Perbuatan Tuhan
Semua aliran dalam pemikiran kalam berpandangan bahwa tuhan melakukan perbuatan – perbuatan di sini di pandang sebagai konsekuensi logis dari Zat yang memiliki kemampuan untuk melakukannya
1. Aliran Mu’tazilah
Aliran mu’tazilah, sebagai aliran kalam yang bercorak rasional, berpendapat bahwa perbuatan tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang di katakan baik, namun ini tidak berani bahwa tidak melakukan perbuatan buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena ia mengetahui keburukan dari perbuatan buruk itu, paham kewajiban baik, bahkan yang terbaik (ash-sholah wa al-ushlah) mengonsekuensikan aliran mu’tazilah memunculkan paham kewajiban Allah berikut ini.
a. Kewajiban tuhan memberikan beban di luar kemampuan manusia memberikan beban di luar kemampuan manusia (taklirma layutah) adalah bertantangan paham berbuat baik dan terbaik
b. Kewajiban Mengirim rasul
Bagi aliran mu’tazilah dengan kepercayaan bahwa akan dapat mengetahui hal-hal gaib, pengiriman rasul tidaklah penting, namun mereka memasukan pengiriman rasul kepada umat manusia menjadi salah satu kewajiban tuhan.
c. Kewajiban menepati janji (al-wa’d) dan ancaman (al-wa’id)
Janji dan ancaman merupakan salah satu dari lima dasar kekayaan aliran mu’ataziulah.

2. Aliran asy’ariah
menurut aliran asy’arigah, paham kewajiban tuhan berbuatan baik dan terbaik bagi manusia (ash-sholah wa al-ashlah) sebagaimana di katakan aliran mu’tazilah, tidak dapat di terima karena mutlak tuhan hal ini di tegaskan ketika mengatakan bahwa tuhan berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia
karena percaya pada kekuasaan mutlak tuhan dan berpendapat bahwa tuhan tidak mempunyai kewajiban apa-apa, aliran asy’aryiah menerima paham pemberian beban di luar kemampuan manusia

3. Aliran Mutaridiyah
Mengenai perbuatan Allah ini, terhadap perbedaan pandangan antara mutadiriyah samarkand dan matudiriyah Bukhara, aliran mutadiriyah samarkan, yang juga memberikan batas pada kekuasaan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik saja.





















Kesimpulan

1. Akar dari masalah perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa tuhan adalah penciptaan alam semesta, termasuk di dalamnya manusaia sendiri.
2. Aliran – Aliran dalam perbuatan manusia.
• Aliran Jabaryiah
• Aliran Qadariyah
• Aliran Mu’tazilah
• Aliran asy’ariyah
3. Aliran-Aliran dalam perbuatan tuhan
• Aliran Mu’tazilah
• Aliran Asy’ariyah
• Aliran Mutaridiyah

Tidak ada komentar: